Butterfly Effect : Antara Kebetulan atau Sebab-Akibat

April 04, 2016




                Butterfly Effect
                “Kepak sayap kupu-kupu di sebuah tempat dapat mengakibatkan badai di tempat lain”.
                Pernyataan diatas dikenal sebagai Butterfly Effect  dalam Teori Chaos. Sekilas mungkin terdengar kagak  masuk akal. Gimana kok bisa kepakan sayap dari makhluk kecil seperti kupu-kupu dapat membuat badai di tempat lain. Dimana letak ke-logis-annya?
http://weeklyblog12.weebly.com/uploads/5/9/3/0/59300227/9830678_orig.jpg

                Untuk memperjelas Butterfly Effect, saya ingin menceritakan sedikit sinopis film berjudul sama,”The Butterfly Effect”, film tahun 2004. Ada seorang pemuda bernama Evan, dia punya kemampuan buat kembali ke masa lalu dengan cara membaca diary atau menonton film dokumenternya dia (time traveler ceritanya). Saat balik ke masa lalu, Evan akan melakukan hal yang berbeda dari yang dulu pernah dia lakukan dengan maksud mengubah masa depan(kearah yang lebih baik tentunya). Contoh, gegara dulu dia dan teman-temannya ngerjain rumah orang dengan petasan, ada seorang ibu dan bayi nya yang meninggal. Kejadian itu membuat temennya Evan trauma dan cacat mental seumur hidup. Saat Evan sudah dewasa dan tiba-tiba menyadari kemampuan anehnya untuk kembali ke masa lalu, dia pergi ke masa dia main petasan itu dan menghalangi hal itu terjadi sehingga ketika dia kembali ke masa sekarang, temannya tidak kehilangan orang yang disayanginya dan menjadi baik-baik saja. Paham kan??? *Kalau belum paham, nonton filmnya dulu, terus baru lanjut baca lagi. 
                Di Al-Quran juga dijelaskan tentang teori ini, tepatnya di Surat Al-Zalzalah ayat 7 dan 8.  
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.
http://cdn.ar.com/images/stories/2015/04/al-quran-2.jpg
                Kira-kira maksudnya gini, jika kita melakukan kebaikan sekecil apapun, kita pasti akan mendapat balasan yang berupa kebaikan serupa atau bahkan lebih, baik di dunia maupun diakhirat. Pun demikian jika kita melakukan keburukan, kita juga bakal mendapat balasannya.
By the way, bagi yang gak tau dzarrah, dzarrah tuh sejenis buah yang keciiiil banget.
   Domino Effect
Lanjut, baca-baca di Kaskus, ada yang namanya Domino Effect dan ini berhubungan (banget) sama Butterfly Effect ini.   
Domino Effect, adalah serangkaian kejadian terus menerus karena sebelumnya terjadi sesuatu. Saya ambil contoh yang paling mainstream yang saya temuin di becandaan zaman SMP.
                Andaikan suatu saat lu kehilangan pulpen, kehilangan pulpen menyebabkan gak bisa nyatet, gak bisa nyatet menyebabkan gak bisa ngumpulin tugas, gak bisa ngumpulin tugas menyebabkan nilai rapot jelek, nilai rapot jelek menyebabkan gak bisa lanjut kuliah, gak kuliah berarti gak kerja, gak kerja berarti lu gak dapet istri, gak dapet istri dapat menyebabkan lu gak bahagia, gak bahagia bisa membawa stress, stress membawa masalah pada jantung, akibatnya bisa ditebak, kematian. Got it?
                Nah, lihatkan!! Walaupun enggak sepenuhnya benar, ilustrasi tentang pulpen yang dapat menyebabkan kematian diatas udah cukup  menggambarkan tentang domino effect ini.
           
     Connecting the dots
                Connecting the dots merupakan istilah yang dicetuskan mendiang Steve Jobs. Connecting the dots adalah proses menyambung titik-titik dalam dari setiap kejadian, khususnya  kehidupan. Connecting the dots mirip-mirip dengan effect domino. Bedanya Domino effect itu adalah kejadian atau peristiwa sementara connecting the dots adalah proses mempelajari kejadian tersebut.
                Contohnya, Messi. Dimasa kecil, ia sangat suka bermain bola bersama teman-temannya. Sebagai seorang Latin, ia pun bermimpi untuk bisa bermain di Eropa. Tapi, dengan penyakit pertumbuhan badan yang menyebabkan ia (maaf) pendek, ia merasa itu hanya impian kosong belaka. Suatu ketika, ada seorang pencari bakat(scout) Barcelona menemukan dia di perkampungan di Argentina.  Scout tersebut takjub akan kemampuannnya, dan akhirnya membawa dia ke Barcelona. Di sana ia mendapat obat untuk penyakit langkanya tersebut. Akhirnya, ia menjadi salah satu pemain sepak bola terbaik seperti saat ini.
   Kesimpulan
The Butterfly Effect, Domino Effect dan Connecting the dots sangat terikat satu sama lain. Butterfly effect mengajarkan kita untuk selalu pastikan bahwa apapun yang kita lakukan adalah kebaikan agar yang kita petik nanti juga kebaikan. Domino effect mengajarkan kita untuk selalu berhati-hati dalam bertindak dan melakukan apapun agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Sementara connecting the dots mengajarkan kita untuk berhenti sebentar, lihat ke belakang, introspeksi apa yang membuat kita menjadi seperti sekarang.