Seandainya Gua Menteri Pendidikan

February 16, 2016
Sebagai seorang siswa Indonesia, gua pastinya punya pandangan terhadap apa yang gua dapatin di sekolah. Di tulisan ini, gua bakal nuangin segalanya, gimana sih sekolah impian yang gua inginkan itu. Termasuk,  apa yang bakal gua lakukan seandainya gua adalah Menteri Pendidikan Republik Indonesia. Warning..!!! Tulisan ini penuh dengan kebullshitan.  
                Pertama, ketimpangan fasilitas antara sekolah di Ibukota dan pelosok, kota dan daerah, Jawa dan luar Jawa, dan sebagainya.Masih banyak para teman kita yang belajar dengan beratapkan alas yang mau roboh, atau bahkan tidak ada sama sekali. Bagaimana mengatasinya? Perlu adanya peningkatan porsi APBN untuk pendidikan, perbaikan pada birokrasi di tiap daerah dan sebagainya.
                Lalu, yang bakal gua bahas paling panjang.  the most important, kurikulum. Spesifically, sistem reward. Kurikulum telah menghilangkan “fun of learning”. Penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik. Masing-masing mempunyai kemampuan dan kecerdasan di bidang yang berbeda-beda. Nah, kurikulum kita telah melakukan kesalahan besar (*Warning! Ini subjektif). Kurikulum telah menggeneralisasi setiap insan muda Indonesia. Gua bakal menghapus UN.
                Lah, bukannya emang udah dipisahin ya…antar IPA dan IPS di SMA. Ya emang udah dipisahin, tapi bukan itu yang gua maksud. Pemisahan ilmu gak segampang itu. Emang ada, seorang matematikiawan yang juga Dokter? Di saat UN, para pelajar adalah superman yang bisa menjadi Sastrawan, Matematikiawan, Ahli Biologi, Insinyur, serta kimiawan sekaligus. Tapi, apa esensi mereka belajar hal tersebut, mayoritas(mayoritas!!!)  dari mereka hanya menaruh informasi yang mereka tahan selama proses belajar mereka ke sebuah kertas ujian, lalu melupakannya setelah selesai. Nah, maka dari itu, seandainya gua Menteri Pendidikan, gua bakal menghapus sistem nilai itu.
                Mundur kebelakang dulu ya. Buat tingkat SD, harus ada foundation yang kuat(banget) yang bakal dipakai disegala lini kehidupan. Mapel(Mata Pelajarannya gimana?). Untuk kelas 1 dan 2, pastinya Agama dan PKn.  Kelas 3, ditambah Matematika dasar dan Bahasa Indonesia(bukan Sastra Indonesia).  Kelas 4 sampai 6, ditambah IPS dan IPA dasar yang sebenarnya. Maksud gua gini, apa gunanya anak umur 9 tahun buat tau, siapa yang menandatangani uang jajan mereka, atau badan usaha adalah organisasi ekonomi yang menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi. Yang mau liat lebih lanjut kelucuan bisa dilihat disini.
                Lanjut, SMP kelas 1, ditambah Bahasa Inggris yang notabene bahasa Internasional, scientific skill(bedakan dengan  learning science) dan dasar-dasar filsafat. Filsafat? Yak, tepat. Gua pingin, para pembelajar tersebut gak asal terima percaya aja segala sesuatu yang datang ke dia. Mereka harus tau, asal usul kenapa begini, kenapa begitu.
                SMP kelas 2 sampai 4, pembagian kelas dimulai. Tapi instead of pembagian kayak sekarang(kelas mendatangi siswa), gua pengen sebaliknya, tiap sekolah itu ada kelas fisika, ada kelas ekonomi, ada kelas sastra dan sebagainya. Jadi, para siswa bebas milih untuk masuk ke kelas mana aja. Tapi, pastinya harus ada kelas yang wajib diambil, antara lain : Bahasa inggris, menulis, filsafat,public speaking,  matematika, agama dan PKn. Tapi tenang, porsi untuk kelas wajib ini mungkin hanya 25% dari keseluruhan. Evaluasinya gimana? Kayak sistem mata kuliah aja, jadi buat lanjut ke SMA, para siswa harus mencapai batas minimal mata kuliah yang diambilnya. Seandainya ia mau menjadi sastrawan, ia harus lebih banyak mengambil kelas sastra ketimbang sosiologi dan sebaliknya. Di tingkat yang panjang ini juga, harus dijelasin-sejelasnya esensi dari disiplin ilmu itu sendiri, contohnya : Matematika bukan ilmu hitung-hitungan, melainkan gimana cara berpikir yang bener, fisika bukan matematika, ekonomi adalah cara memilih yang benar instead ilmu uang, moral bukan agama dan sebagainya.
                SMA kelas 1,sistem kelas masih sama, hanya para siswa yang kira-kira telah 1,5 dekade di bumi , ditekankan apa itu integrasi ilmu. Mereka harus tau, dimana posisi antar disiplin ilmu di dunia, gimana sih ilmu itu terkait satu sama lain.  Gimana, kok bisa munculnya obat kanker dari bahan nuklir, bisa nyebabin Dr. Warsito di “buang” dari Indonesia, gimana kok bisa sangat sedikit seniman di Indonesia ketimbang Negara maju, gimana gejolak politik bisa berpengaruh sama nilai rupiah dan sebagainya.
                SMA kelas 2 adalah masa terakhir dari pendidikan menengah. Para murid, dipersiapkan buat memasuki jenjang perkuliahan dengan lebih memperdalam ilmu yang menjadi pilihannya. Di tingkat terakhir ini juga, diajari cara survive sebagai warga Negara, contoh : cara membuat KTP,SIM dan sebagainya secara jujur, pasal-pasal dasar yang harus diketahui, dan sebagainya.
                Untuk tes masuk kuliah, yang harus di tes antara lain, TPA, Bahasa Inggris, dan pelajaran yang berkaitan jurusan kuliah tersebut saja. Selanjutnya, sunnahnya ada seleksi essay dan wawancara.
                Yah…udah panjangn juga tulisannya kwk, sekian dari gua, terima kasih yang udah luangin waktu baca sampai paragraf terakhir, pesan gua buat seluruh teman pelajar: Tetaplah merasa bodoh, maka lu bakal belajar, dan akhirnya lu mengembalikan hakikat dasar manusia sebagai pembelajar.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
               
               


Read more ...

Kelucuan LKS IPS kelas 3 SD

February 16, 2016


                Sesuai judul,gua bakal sharing aja LKS adek gua, yang masih kelas 3 di sekolah negeri. Ini bukti, bahwa (mayoritas) pendidikan Indonesia mengedepankan hafalan tanpa pemahaman. Siapa yang salah, pencetak buku tersebut atau pemerintah?
               
Cover Depan Buku

Lihat No.3
Kok salah? Kalo gak dijual di luar negeri kan, ya gimana mau laku. Iya..gua tau maksud gurunya bukan itu, tapi tetep aja ini ngebunuh kreativitas 




No. 27, ternyata bentuk tulisan yang ahh..sudahlah.
No. 28, soal hafalan

No. 24, emang bakal make wesel pos ya kwkw
No. 25, lebih penting bisa ngatur uang atau tau, kalo uang itu ditanda tangani Dewan Gub. BI

Wow...such problem. Adek gua udah diajarin Bursa Efek Indonesia kwkwk


Sekian, mungkin nanti bakal ditambah



Read more ...